Memilih. Menjadi Ibu Rumah Tangga atau Wanita Karir?

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI-UPYT4VRYJhdBwZsAU6SAiFmBd7HfHGmFtJCy6DJSuJv3bQ7QPLD5CZc3g9IIYEwwmz_x8YxxIrgR3jO__LbhRQriygxnj7MTPCi07g3I9hsjGinH_CkA38isASCu43LKMHUdCzyT2k/s1600/workingmom.jpg


Assalamu'allaikum...

Hallo semuanya (semuanya?), pembaca blog yang seadanya ini. Hari ini iseng-iseng berhadiah niat mau nulis pos kalo viewer blog hari ini ada lebih dari 70 kali. Ternyata oh ternyata, saya menjadi takjub ketika viewernya sampe sore ini udah 230-an! 
Siapapun kalian yang udah membaca, ato sekedar mampir, juga yang tersesat ga sengaja masuk ke blog ini,  thankyouu yaa.. Maaf kalo isinya sekedarnya, tampilannya juga apa adanya :'
Kalo ada yang kurang berkenan, saran, ato uneg-uneg yang lain, bisa kirim email yaa...

Ngomongin tentang blog. 
Sebenernya saya ada salah satu manusia yang hobi baca blog. Dulu waktu remaja-remaji malah pernah beli beberapa buku dari blogger-blogger yang sengaja nerbitin buku hasil tulisannya di blog. Sampe sekarang-pun, sebelum beli barang, berangkat jalan-jalan, cari informasi tentang apa aja yang lagi pengen dibaca, saya lebih seneng baca dari blog. Karena biasanya tulisan blog lebih apa adanya, penilaiannya juga macem-macem, tergantung penulisnya. Buat blogger-blogger yang udah berbagi ilmunya, terimakasiih yaa..

Hm.

Jadi, sebenernya beberapa hari ini kok saya kepikiran nulis tentang bahasan Ibu. Antara menjadi ibu rumah tangga, dan wanita karir. 
Jadi ibu itu salah satu anugerah terindah buat wanita. Antara menjadi ibu rumah tangga, atau menjadi wanita karir adalah pilihan. Dan setiap orang punya pilihan masing-masing, dengan setiap alasannya.
Dulu waktu saya masih kecil, jujur pengen punya mama yang jadi ibu rumah tangga aja. Karena kalo pulang sekolah bisa dijemput mama. Makan siang bisa bareng mama. Tanpa harus nunggu mama pulang kantor, rumah selalu terbuka buat saya mau pulang kapan-pun (yang kadang kalo sekolah suka pulang pagi mendadak karena guru-gurunya ada acara), atau karena kejadian-kejadian yang lain. Se-sederhana itu alasannya. Pokoknya kalo ibunya ga kerja, serasa lebih sigap aja sama anaknya. 

Tapi, semakin besar saya, semakin besar juga rasa kagum saya sama mama. Yang tidak hanya menjemput saya pulang sekolah dan membuatkan makan siang, tapi di saat lelahnya pulang kerja masih sempat menina bobok-kan saya waktu tidur siang. Tetep ngajarin saya ngerjain pekerjaan rumah di malam hari. Tetep melaksanakan tugas sebagai ibu yang baik, yang sigap dan sedia setiap saat buat putra-putrinya.

Jadi ibu rumah tangga itu pengabdian yang keren. Yang benar-benar mendedikasikan waktunya, tenaganya, pikirannya, buat keluarga. Keluarga, suami, dan anak-anak jadi prioritas. Tidak ada bagi waktu buat mengurus kegiatan kantor, yang menyita sebagian -atau sebagian besar- waktu, tenaga dan pikirannya. Tidak ada alasan untuk terburu-buru membuat sarapan karena harus absen pagi di kantor. Tidak ada cerita ibu berangkat kerja anak masih bobok, dan ibu balik kerja anak udah bobok juga.

Saya pernah baca di sebuah pintu rumah guru les saya, keluarga adalah madrasah pertama bagi anak-anak. Dan orang tua, juga ibu, punya andil yang begitu besar dalam setiap tumbuh kembang anak-anaknya. Ibu rumah tangga akan memiliki waktu yang lebih banyak untuk mendidik anaknya secara langsung, melihat setiap perkembangan anak dari waktu ke waktu. 

Disisi lain, menjadi seorang ibu sekaligus wanita karir adalah pilihan yang juga baik. 
Saya kagum dengan wanita-wanita tangguh yang mandiri. Yang bisa mewujudkan mimpi-mimpi besarnya, dan tetap menjalankan peran sebagai istri dan ibu yang baik. Diantara padatnya jadwal, masih bisa mengatur waktu meeting dengan klien, mengurus keperluan anak dan suami, menyiapkan keperluan keluarga, tanggung jawab dengan kantor.
Secara finansial, wanita karir juga dianggap lebih mandiri. Meskipun secara waktu untuk keluarga bakal lebih sedikit, perhatian untuk anak juga tidak sepenuh ketika menjadi ibu rumah tangga.

Ada juga yang wanita bijak yang punya prinsip mau jadi wanita karir tapi tetep ngga mau kehilangan banyak waktu untuk keluarga. Prioritasnya tetap keluarga, kerjaan itu buat sambilan yang menguntungkan, mungkin sekalian menyalurkan ilmu yang dia punya..

Jadi, mana yang lebih baik? 
Balik lagi ke pilihan dan prioritas masing-masing. :)

Wassalamu'alaikum. Wr.Wb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Kisi-Kisi] Teori Perancangan Hukum

List Perlengkapan Bayi